Friday, May 29, 2009

antara ketidakadilan dan keadilan

mari bicara keadilan dan ketidakadilan.

masalah adil dan tidak ini bukan dalam konteks besar seperti kemanusiaan dalam perang dan bukan pula dalam hal kenegaraan, tapi hal ini tentunya terkait dengan hak asasi. berangkat dari sebuah hubungan antara karyawan dan majikan, antara si pekerja dan pemberi kerja, antara yang empunya kuasa dan pelaksana, antara pemilik posisi tawar yang kuat dan pemilik posisi tawar yang lemah, atau bahkan yang tidak memiliki posisi tawar.

ini hanya masalah pekerjaan, dimana setiap orang sangat mungkin mengalaminya. sebut saja seorang karyawan yang sudah lewat satu tahun bekerja di sebuah perusahaan, ia bekerja dengan sangat baik sesuai dengan apa yang disyaratkan oleh perusahaan. ia bekerja sekaligus beradaptasi dengan lingkungan dalam perusahaan tersebut, dan menurut pandangan saya segala sesuatu sudah dilaksanakannya dengan sebaik-baiknya. bahkan keseharian seorang petinggi yang sangat senang marah-marah, mengumbar emosi sampai cara memanggil si bawahan seperti seorang pembantu, atau budak bahkan, juga diterimanya tanpa mengeluh atau mengumpat. nada memanggil pembantu.. yahh, bahkan menurut saya, saya tidak pernah menggunakan nada itu jika memanggil pembantu di rumah. mungkin bisa saya mulai segalanya dari sini..

suatu pagi seperti pagi-pagi yang lain suara si petinggi akan terdengar seperti ini, "inaaaaaaaaaaaaaaaahhhh!!!! ke ruangan gw!!!" suara itu pastinya menciutkan hati, mengentarkan langkah untuk mendekat pada ruangan si petinggi. siapapun yang disebut namanya pastinya akan menghela nafas dahulu sebelum menjawab, "iya, bu.." dan kemudian dengan langkah ragu akan menuju ke ruangan si petinggi. yaaa, sebut saja kali ini si bawahan telah salah mengerjakan sesuatu dalam pekerjaannya. tentu, setelah sampai di ruangan petinggi itu, lengkingan lain akan dimulai tanpa henti, hardikan demi hardikan harus didengar sampai telinga memerah dan hati memanas. tidak berhenti sampai di situ, jika si petinggi sedang mengumbar emosi, hardikan itu akan berlanjut terus sampai ia meninggalkan kantor. ditambah muka masamnya di setiap detik jika ia inginkan, setiap detik, entah sengaja dipasangnya atau memang ia tidak pernah bisa tersenyum. masam pulalah ia pada saat makan siang bersama, tentunya diselipkan kata-kata ketus di setiap pembicaraan, terus begitu sampai ia mau. entah bertahan hanya untuk hari itu, atau bahkan dilanjutkan ke hari-hari berikutnya.

menurut pendapat saya, pertama, si petinggi itu jauh dari sikap profesional, sebab bagaimana bisa ia terus memasang muka asam seharian, bahkan saat makan siang jika apa yang ia kesalkan itu tentang pekerjaan. apakah serumit itu sehingga harus mencampuradukan sikap kesal sampai pada waktu makan? jika ia marah karena pekerjaan, entah salah atau tidaknya si bawahan, sungguh amat tidak etis jika dibawa terus sampai waktu makan bersama. kedua, berhubungan dengan cara si petinggi memanggil si bawahan, seperti saya katakan sebelumnya, bahkan saya tidak pernah memanggil pembantu di rumah semacam itu. sungguh tidak manusiawi menurut saya, parahnya hal itu dilakukan pada pagi hari, saat hari baru dimulai. sungguh amat tidak mengenakan hal buruk terjadi di pagi hari, berkesan hari itu akan terus buruk sampai pada berakhirnya. sangat tidak kondusif menurut saya, karena jika tekanan tersebut diterima oleh seseorang pada saat hari baru dimulai, maka orang tersebut akan sulit untuk berkonsenterasi karena selalu dibayangi oleh rasa takut. dimana nilai keadilan pada perilaku si petinggi ini?

ternyata bukan hanya seorang bawahan yang diperlakukan seperti itu oleh si petinggi, ada dua orang dalam kantor itu yang bernasib sama. akibatnya, keduanya jadi semakin dekat karena persamaan nasib. sayangnya, hal itu membuat mereka berdua menjadi kaum minoritas dalam pergaulan kantor, sedangkan bawahan yang lain, ya seperti dapat diduga lebih memilih untuk menjadi penjilat untuk dapat terus dianggap di kantor itu. jika keadaan menjadi demikian ini, siapa yang harus dipersalahkan? kedua orang bawahan itu karena tidak mau menjadi penjilat? atau anggap saja kedua bawahan itu yang malah tidak bisa beradaptasi dan bergaul?

karena dikucilkan atau menjadi kaum minoritas, sehingga kedua bawahan ini selalu ditinggalkan dalam setiap keadaan, dalam setiap kesempatan. entar dilupakan atau terlupakan. kadang hal ini membuat kedua bawahan ini sedikit iri, atau banyak iri di waktu-waktu tertentu, sampai pada akhirnya mereka berdua memilih untuk lebih tidak perduli akan apapun. yang mereka utamakan hanya bekerja dengan baik dan sedapat mungkin tanpa melakukan kesalahan. namun, kesenjangan ini makin meluas rupanya, dan si petinggi semakin hari semakin lebih sering mengumbar kemarahannya, entah memang kedua bawahan ini salah atau tidak, apapun, yang penting marah! apakah ini keadilan bagi kedua bawahan itu?

kejadian pamungkas atas setiap kemarahan sehari-hari ini terjadi beberapa waktu lalu. si petinggi, yang tentunya sangat dekat dengan tuan besar talah malakukan sesuatu yang besar yang berakibat berderingnya telepon di meja si bawahan, ya.. telpon dari tuan besar yang memangil si bawahan untuk datang ke ruangannya.

berdua saja mereka di ruangan tuan besar. penjabaran dari a sampai z dipaparkan oleh tuan besat, bahwa si bawahan adalah pekerja yang baik, bahwa segala yang dikerjakan bawahan berhasil baik, bahwa selama ini si bawahan sangat menyenangkan dan dapat beradaptasi dengan lingkungan dengan amat baik, tetapi.. (ini dia intinya) mungkin si bawahan akan jauh lebih berkembang di tempat lain, mungkin si bawahan akan jauh lebih mudah beradaptasi di kantor yang lain. singkat cerita, tuan besar telah berkeinginan dan pada akhirnya berhasil membuat si bawahan, yang tidak punya posisi tawar ini, mengundurkan diri dari pekerjaan yang telah dilakoninya selama hampir dua tahun. dan dengan segala kebaikan hati tuan besar, si bawahan ini diberikan waktu lebih banyak berlibur dan lebih cepat berkemas hanya dalam waktu dua hari. ironis.. tragis..

sempurna benar rupanya skenario si petinggi dan tuan besar. sempurna!!! mana yang disebut keadilan? mana yang disebut ketidakadilan? adilkah pemaksaan pengunduran diri ini untuk si bawahan karena ia selama ini sudah diminoritaskan, sudah dianaktirikan termasuk dicaci dan dimaki? adilkah karena pada akhirnya ia berhasil membebaskan diri dari caci dan maki yang olehnya sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari harinya? atau tidak adilkah karena ia tidak memiliki kesempatan untuk berargumentasi dan memilih? jadi mana yang adil dan mana yang tidak adil?



*terinspirasi oleh au, teman dan sahabat yang manis.

Tuesday, May 26, 2009

sikamarkusam

jumat malam itu aku hanya dapat merasakan panasnya kerongkongan ini.. mungkin tidak sepanas api yang membakar jemari ketika lilin diperciki sumber api tepat pada sumbunya dan terasa hawa panasnya ketika kudekatkan jari jemari ini ke liuknya lidah berwarna kuning kemerahan yang kadang juga membiru itu.. kerongkongan itu panas.. kerongkongan yang adalah sebentuk batang yang bersusun dari tulang-tulang sejati dan lunak, lengkap dengan gerakan peristaltik pemberian ilahi yang sempurna.. entah mengapa ia terasa amat panas pada malam itu. panas yang bahkan dapat kurasakan ketika kujamah bagian luarnya dengan pungung tanganku.. antara masuk akal dan tak masuk akal pikirku..

sudah lama aku tidak sakit, apa itu sakit? bahkan aku sudah tak merasakannya lagi ketika ia datang. yang aku pahami tentang sakit adalah sesuatu yang bisa dan mampu memaksaku untuk tetap tinggal di rumah tanpa melakukan aktifitas, tetap terkapar di bilik kamarku berukuran tiga kali empat meter, dengan lantai semi keramik berwarna hitam keabu-abuan, dinding kusam bercat entah putih atau kuning, disempurnakan kekusamannya dengan langit-langit yang rendah dan bercorak mirip mozaik berwarna cokelat dan abu-abu.. ahhh hampir terlewat olehku, bahkan lampu bohlam kuning temaram itu semakin menambah semarak kekusamannya kamarku. yaaa.. sempurna..

siapa kiranya yang akan berlama-lama di kamar itu? seluruh asa akan terserap oleh karena kekusamannya, tepat benar memang hanya orang sakit yang akan mau dan mampu berlama-lama menghabiskan waktu di situ. dan semenjak panas yang kurasakan di kerongkonganku pada jumat malam itu, saat ini aku jadi pengunjung setia dan penghuni tetap si kamar kusam. ya jadilah.. jadilah aku sungguh sakit.

aku tidak akan menyatakan diriku sakit jika tidak ada bukti. tapi pagi ini, seperti seluruh jagad alam mendorongku untuk datang ke ujung jalan itu, masuk melalui pintu transparan yang tepat disambut oleh seseorang berpakaian putih hijau lengkap dengan senyum manisnya. dan dengan sungguh relanya aku duduk di kursi yang ditunjukkannya, mengangkat tangan kananku dan meletakannya pada bantalan kecil persis di sebelah kananku. perlahan ia mengusap-usap lipatan tanganku melihat dengan jelas pada pengetahuannya semburat biru yang entah disebut nadi atau vena. kemudian ia mengikatkan sebentuk ikat pinggang kecil pada lenganku sekaligus memintaku mempertemukan telapak tangan dengan ujung-ujung jariku hingga aku mati rasa.. dalam hitungan detik ia mengeluarkan tabung pelastik yang dipersenjatai dengan logam tipis diujungnya, logam berlubang itu dihenyakkan pada semburat biru di kulitku dan setelahnya dikendurkannya sejenis ikat pinggang kecil itu disusul dengan berlarianlah cairan merah memenuhi sang tabung pelastik. dan pemeriksaan pun dimulai...

dalam hitungan lima belas menit saja, hasil dari pemeriksaan sudah ada ditanganku, perempuan berbaju putih hijau itu hanya berkata "leukositnya rendah nih mba.. ditambah ada typhus juga. harus banyak istirahat ya mba" dan ia pun bergegas menambahkan, "silakan kembali ke dokternya ya mba untuk penjelasan lebih lengkapnya" hmm.. salah satu etika dalam keperawatan dan kedokteran mungkin, sehingga ia tak nyaman jika tidak menambahkan kalimat terakhirnya.. bukan yurisdiksinya mungkin..

sekarang aku lewati detik per detik di dalam kamar suramku, semakin lama aku berada di sini, semakin sirna pula segala asaku.. semengertiku aku butuh istirahat, hanya istirahat, bukan penyerapan harapan, bukan pula penyerapan semangat. entah kamar ini sudah salah sejak awal mula atau malah cara aku berpikir tetang kamar ini yang salah? entahlah..

ini sudah ketiga kalinya aku menghabiskan satu mingguan di kamar kusam ini, yaa setidaknya satu kali di tiap tahunnya aku menetap di kamar ini tanpa bisa kemana-mana. dan alasan atas semua itu hanya dan selalu karena typhus. bakteri berbentuk batang yang selalu hadir di setiap tahun, kata sang dokter bakteri itu sudah bersarang di pankreasku dan akan dengan mudahnya menyerang dan berkembang kembali tiap kali sistem imunku melemah. bakteri, pankreas dan sistem imun.. apalah itu semua?! bahkan aku tak mengerti satupun, tak terbayang pula berupa seperti apa masing-masing itu! yang aku tahu, jika mulai panas badanku, sedikit pusing dan lidah menjadi pucat pasi.. pastilah datang kembali penyakit yang disebut typhus itu. dan ya seperti ini, berakhirlah aku satu minggu penuh di kamar kusam ini.

sudah kali ketiga, sudah cukup ini semestinya. sungguh lelah aku menatap langit-langit yang sama dan dinding yang sama. memang benar bukan salah si kamar kusam ini, hanya saja aku yang salah memandangnya.. hmm, sekarang sistem imun ini sepertinya sudah mambaik, mataku dapat melihat jelas kembali tanpa berkunang. sepertinya semua sudah kembali sehat.. ya asumsikan saja sehat! mungkin salmonella typhi ini sudah kembali ke sarangnya di pankreas, lelah juga ia akhirnya melalang buana pada usus halus dan duodenum ini.

pengaduan nasibku pada si kamar kusam harus berakhir sekarang, tidak lagi aku akan berkeluh kesah padanya dalam waktu dekat ini, tidak pula akan ada lagi penyerapan asa olehnya.. apa yang harus ku katakan sekarang? hmm.. mungkin "sampai bertemu tahun depan" adalah kata yang tepat.. ya!! sampai bertemu tahun depan, hai kamar kusamku..

(tibatibakehilanganide *huhhh 260509 danberes di 290509)

Friday, May 22, 2009

masalahati

kusebut ini "masalah" karena memang selalu bermasalah untukku.. ahhh, adakah masalah yang lain? mungkin aku akan lebih mudah menghadapinya, akan lebih mudah pula berekspresi.. entah marah, kesal atau bahkan hanya diam. untuk masalah yang satu ini.. ahh dia membuatku lebih banyak tersenyum sendiri atau merasa mataku lebih berbinar atau bahkan merasa darah mengalir lebih cepat ke muaranya sehingga membuat ia memacu jantung lebih cepat.. aaarrrgghhh kesal! kesal yang teramat sangat!

sungguh aneh atau bahkan unik dalam keseluruhan.. segala tindakanku menjadi asing rasanya, bahkan ketika aku menyusuri ribuan bintang di angkasa kemarin dan kemudian terkesigap ketika menatap satu yang jatuh.. aaahhh rasanya aku punya ratusan keinginan, ribuan mungkin.. entah mengapa aku malah menyebut namanya! aaarrrgghhh apa ini!!

kini aku mencari tau.. mencari tau penyebabnya, hanya itu yang mampu kulakukan.. sebab aku malas menatap ke depan.. aku kurang berani menganalisa kemungkinan beserta risikonya. ini masalah yang terkait dengan dua pihak dan tentunya aku bukan paranormal yang bisa membaca pikirannya.. ahhh rumiittttt!!

mungkin karena perkenalan yang aneh, awal yang tidak biasa.. sehingga ia menggantung hebat di alam bawah sadarku.. sungguh dia tak rupawan.. biasa, sangat biasa. entah apa dan kenapa tapi aku dapat melewatkan semalam-malaman dengan hanya bicara.. mendengarkan dan didengarkan, terlepas dari pertanyaan-pertanyaan yang tak lazimnya, ia seperti sempurna.

setelah sekian lama, mengapa baru sekarang.. mengapa tidak tahun lalu? awal kedua yang aneh itu masih sempurna melekat di kepalaku.. seperti lompatan elektron yang menyerap energi, di detik itu pula aku kehilangan energi.. semuanya serasa terbalik.. terhenti.. jika dijabarkan secara tepat mungkin hanya anomali yang mewakili, empat derajat dimana seharusnya ia memuai.. namun khusus di kasus itu ia malah menyusut.. yaa.. terbalik seperti itu.. persis seperti itu.

hmm.. saat ini aku hanya menunggu. hanya menunggu.. meski tak jelas benar apa yang ku tunggu.. apapun itu, segala yang ku lakukan bersamanya terasa benar, tak ada yang salah.. bertemunya untuk bicara.. itu saja cukup.. bahkan lebih dari cukup. jika masalah ini akan disebut cinta.. mungkin akan ku definisikan sebagai cinta platonis. tapi jangan tanyakan aku apa alasannya.. karena baru kali ini aku mencinta tanpa alasan, tapi apakah benar mencinta membutuhkan alasan?




(200509 dan potongsanasini: 220509)

-tawa itu-

tawamu masih sama rupanya.. kisah boleh berubah teman.. cerita bisa bertambah.. entah gembira atau pelik, semua boleh mengalami perubahan. tapi senyum dan tawamu itu tak pernah berubah untukku.. sama, persis sama seperti sebelumnya.. coba hitung dalam satuan waktu buatan manusia ini, hmm.. mungkin sudah delapan atau bahkan sembilan tahun yang lalu ketika kisah bermula..

aku lebih kenal dan dekat dengan adikmu pada waktu itu, entah mengapa dia terlihat lebih eksentrik dalam penampilan dan tutur katanya.. dari dia, aku mengenal kau, yah.. walaupun ada sedikit unsur pemaksaan ketika harus membeli tas ransel hijau darimu.. pikirku saat itu, uuhh harganya setinggi langit tapi tak apalah demi teman.. kemudian mulailah aku mendengarkan kisah hidupmu,, hmm andre waktu itu mewarnainya. bahkan jika ditanya saat ini apa yang aku ingat tentang kisahmu dengannya, aku hanya ingat melihatmu menunjukan beberapa helai kertas yang sudah penuh oleh tulisan tanganmu.. surat penyelesaian katamu saat itu.. dan setelahnya kau menghilang.

kau menghilang dan akupun menghilang..

tiga kali tiga ratus enam puluh lima hari, memutarbalikan duniaku dalam satu kejapan mata.. dan aku hanya dapat mengujarkan sisa kisahku saat itu padamu.. mungkin tanpa butir air mata yang mengalir tapi kupastikan ia menggenang hebat ditempatnya yang kutahan tidak terjatuh.. telinga dan hatimu itu juga masih sama, kalimat-kalimat saran bahkan kata-kata bijak itu juga sama.. mungkin bukan sama tetapi lebih selalu tepat! tepat, terkait dengan waktu dan kebutuhanku, bahkan ketika aku hanya ingin didengar, hanya ingin diiyakan.. ya, kau ada di sana teman.. selalu ada di sana.

sampai pada harimu, mungkin merupakan hari yang tidak akan kulupakan.. betapa sibuknya hari itu, semua sibuk dengan semua.. ketika harimu bahagia itu dibumbui perang dingin dalam pertemanan, pula diwarnai peliknya keputusan keluarga.. tapi kau tetap di sana teman, memastikan harimu berjalan entah apapun kejadian yang menyelimutinya. katamu hanya satu alasannya "demi cinta" ya, demi cinta yang tulus, tanpa melihat perbedaan apapun.. hanya mengerti cinta itu untuk memberi bukan diberi, hanya untuk mengasihi tanpa tuntutan untuk dibalas kembali.. ya, cinta yang bukan kapitalis. salutku untukmu dalam hal yang satu itu..

tawamu masih sama kawan..

tawa yang kudengar melalui teknologi nirkabel itu, tawa yang ternyata kau gunakan untuk menutupi kekesalanmu, keresahanmu dan ketidakberdayaanmu.. kau katakan padaku sekaranglah saatnya, semua harus dimulai kembali tanpa tapi.. mulailah kawan.. ini hidupmu! dan ketika "tapi" yang lain menghampirimu, katakan padanya.. hidup ini untuk degup bukan untuk gugup!!


(140509)

cinta putih

Akhirnya ku temukan jawabnya..
Cinta putih itu sungguh ada
kasih tulus itu sungguh nyata..

Mereka yang ku sebut teman,
mereka yang ku panggil kawan,
mereka yang ku sapa sahabat..
Tempatku berbagi tawa
tempatku melepas peluk
tempatku menghujamkan keluh..

Pada mereka aku mengajarkan dan diajari
pada mereka aku mendengarkan dan didengarkan
pada mereka aku mengandalkan dan diandalkan
dan, pada mereka aku percaya dan dipercaya

Hanya mereka yang tak marah ketika aku marah..
Hanya mereka yang tanpa kesah melihat aku dan keakuanku..
Pula mereka yang sadarkan aku dari cinta "jumat"..
Bahkan tetap ada ketika aku tak percaya terlumatkan keluarga..

Cinta putih itu benar ada pada mereka
Tanpa syarat memiliki atau dimiliki
Selayak bintang yang tak selalu tampak namun tetap ada ditempatnya..


(300409)

dua diam

buku dan laptop
rectoverso dan ipod
berdua berdiam

kaos rumahan dan baju kerja
si pelajar dan si lebah pekerja
berdua berdiam

tugas presentasi dan acara rapat
janji di rabu dan anomali
berdua berdiam

rokok dan kopi
teman dan kawan
berdua berdiam

datang dan ada
eksistensi dan demi teman
berdua berdiam

diam dan mengerti.. diam dan dimengerti.. ada hanya untuk ada.. kamu aku.. berdua berdiam


(150409)

-satu kali-

ketika ada hitam dan putih
aku pilih abu-abu
ketika ada gelap dan terang
aku pilih temaram

ketika ada siang dan malam
aku pilih langit sore
ketika ada tawa dan tangis
aku pilih diam

ketika ada fana dan kekal
aku pilih maya
ketika ada gagal dan sukses
aku pilih mencoba

ketika ada jumat dan minggu
dapatkah kupilih sabtu??

hidup ini analog bukan digital!!!


*added a clause..
(makasi buat anggun n choky, ini memang terinspirasi dari part I-nya choky dan many parts-nya anggun.. makasi untuk kalian berdua karena akirnya berani mencoba..)


(130309)

bingung kasi judul

“uang tuh ga laku di surga atau neraka.. jadi buang aja di bumi”

Itu konsep uang buat seorang dene selama ini..
Boleh ditabung, boleh dihitung cukup atau tidak untuk memenuhi keperluan, kebutuhan dan kegilaan dalam satu bulan sampai ketemu lagi sama tanggal berpenghasilan. Tapi bukan berarti jadi pelit, medit, mreki atau bahkan koret.. Pun buat apa penghasilan berupa uang itu kalau bukan untuk diri sendiri.

Ada satu “keharusan” juga bahwa katanya di dalam penghasilan itu ada hak orang lain. Ini yang agak susah dilakukan dan sering banget dilupakan, saat kita terima penghasilan kita dalam satu bulan, saat pertama kali yang harus dikeluarkan dari penghasilan itu adalah sejumlah, katakanlah sepersepuluhnya atau dua setengah persennya atau berapapun, untuk orang lain. Di satu sisi sempat terpikir “kok gw yang kerja, gw yang cape.. dan begitu aja sepuluh persennya dikasih ke orang lain” tapi di sisi lain, kenapa juga harus ditahan si sepuluh persen atau si dua setengah persen karena memang itu hak orang lain, katakanlah tanda berterima kasih sudah dipercaya untuk memiliki penghasilan.

Lebih dari itu, usahain banget memberi sejumlah sekian untuk orang tua, seseorang yang gw panggil mami, ga penting berapa nilainya. Dan jelas bukan untuk mengganti biaya tinggal di rahim selama 8 bulan sekian hari atau biaya air mata dan tenaga untuk membuat gw mendengar dan melihat dunia. Bukan juga biaya asi selama hampir dua tahun, biaya sekolah, jalan-jalan sama temen atau bahkan pengganti biaya kesabaran karena si dene pulang malem setiap hari. Sebagian penghasilan itu gw berikan semata-mata untuk tujuan membuat dia bangga bahwa si anak bungsunya yang dididik dan diajarkan tentang dunia akhirnya mulai mengenal dunia.

Uang dari penghasilan cuma dikenal di dunia, jadi gunakanlah di dunia,,, soal akibat positif atau negatif dari hasil penggunaan uang itu.. yah tanggung aja resikonya.


(050209)

obrolan di jalan

dari fx stlah hari raya temen gw bernama dudu
dan stlah ngobrol lama ma nesya dan ahmad
akhirnya harus pulang juga.. sendiri..

lebih milih buat jalan kaki dulu ditemenin lagu2
daripada langsung naek taxi dari depan fx
sampe udah terasa cape baru deh naxi..

sejalan pulang si bapak taxi crita banyak
yah.. lebih ke arah suka dukanya jadi bapak taxi:
1. setoran tiap hari 215ribu
2. bensin tanggung sendiri
3. mobil napa2 beresin sendiri
4. cuma dapet duit ganti oli aja
5. mao keluarin mobil dari pangkalan harus bayar 5ribu
6. mao beresin mobil harus cash minimal 200ribu
7. kalo telat balikin mobil kena 10ribu per jam
8. kena pungutan per hari 7ribu

singkatnya kata si bapak.. apa2 duit deh
blom lagi soal rumah dan keluarga..

apapun crita si bapak taxi ini
yang gw tangkep cuma satu..
sungguh mati gw lebih bruntung dari si bapak

emang bener yah..
di atas langit masi ada langit!!


(210109)

maaf..tak termaafkan

dia berujar padaku dia telah dikecewakan oleh seorang yang disebutnya sahabat... ironis..

jika boleh berbalik sejenak, smester lima mereka saling kenal.. sang sahabat berkata bahwa yang dilihatnya hanya kesuraman dan kegelapan yang ada di dia.. itu kata sahabat pertama kali bertemu dengan dia... tapi mereka tetap bersama..bersahabat... banyak cerita ungkapnya.. banyak kisah telah lewat.. membuat dia memiliki arti dan semakin berarti.. menang, kalah, senang, marah, sedih, tawa, perintah, caci, semua ada dan pernah ada..

dia berkata dia bahagia.. dia sayang sang sahabat.. sangat!! walau sempat terluka dan melukai..walau saling bodoh membodohi.. namun segalanya diakhiri dengan tawa.. dia yakin dia temukan sahabat sejati pada diri sang sahabat..

dia lanjutkan kisahnya padaku.. satu masa, empat setengah tahun setelah smester lima katanya jika harus dihitung dengan satuan waktu.. ketika dunia mereka seharusnya semakin dewasa dan sebagaimana sahabat seharusnya tetap sahabat.. seharusnya.. semestinya.. namun semua harus berubah, atau diubah mungkin.. dia berdiri di depan sang sahabat berniat melindungi.. menjadikan dirinya sebentuk perisai untuk sang sahabat.. relakan dirinya karena dia percaya.. hanya percaya pada sang sahabat..

dia menoleh sebentar pada sang sahabat, pastikan sahabat baik saja.. dia bicara..dia katakan segalanya.. maksudnya, niatnya, kekawatirannya, kecemasannya, keinginannya, rencananya, pengetahuannya, permintaan maafnya... hanya karena dia percaya sang sahabat..

dia tuturkan kisahnya ini dengan tersedu padaku... dia dikecewakan oleh sang sahabat.. sia-sia katanya, jadikan dirinya perisai untuk sahabat adalah sia-sia, kejujurannya pada sahabat adalah kesia-siaan, kepercayaannya adalah sia-sia.. sang sahabat telah hujamkan sejuta tikaman padanya tepat pada saat dia berdiri di depan sang sahabat untuk membelanya..

dia berpikir untuk memaafkan.. dia sangat ingin memaafkan.. tapi, semakin dia berupaya semakin tak termaafkan.. kembali dia bertanya apa arti sahabat?? apa sungguh sang sahabat adalah sahabat??

dia hanya mengakhiri kisahnya dengan air mata.. air mata yang jatuh ke tanah dan menghilang.. sama halnya dengan sang sahabat bagi dia... "maaf.."


(030109)

geloranya bung karno

rrrrrsghadahsdajhgdjaluyui
wJHXNrrrrr

dan merinding pas denger INDONESIA RAYA
gemeter semua badan liat warna merah nyala..

kepisah dari mereka ga kenapa..
yang pasti nyawanya dapet...
dapet bangettt!!!!

dari "wasit goblok"
sampe "markus ganti"
?????
dan bener2 semua huruf "i" hilang jadi "e"
karena ga ada indonesia..yang ada endonesia

jangan lupa sama "wooooouuuu"
buat si kuning-kuning
dilengkapin sama "yaaaaahhh"
buat sang "merah-putih"

simple.. ya.. simpel
cuma disitu darah naek ke otak
merinding ga brenti2..
kontraksi teroossss

emang geloranya Bung Karno dah...


*makasi tiketnya cha..chok..
thx buat anto,,, gw pake istilah lo "geloranya bung karno"


(171208)

,,,bengong,,,

bengong,, hal yang paling gw suka gw lakuin slama ini..
simpel,, ga ribet.. ga ganggu.. yahhh buat gw sii ga ganggu orang laen juga..
ga pake suara.. ga perlu tempat khusus.. ga perlu ada temen..
sendirian aja.. bengong..

semua bisa penuh di otak gw..
semua bisa kejadian di otak gw..
hebatnya lagi..kalo bengong.. hati dan logika bisa sejalan,,
yang kalo di kehidupan nyata gw.. sayangnya susah banget buat sejalan..

kalo bahasa bagusnya mungkin.. ngayal.. ngelamun..
walopun ngayal atau ngelamun itu beda sii ma bengong
tapi.. mirip lah.. bisa nyampur lah..
yah apapun itu.. pokoke gw suka ngelakuinnya..

kalo soal kondisi.. atau settingan..
lebih bagus kalo bisa sambil jalan kaki.. malem2.. liatin lampu..
dan yang lebih bagus lagi,, settingannya jadi lengkap kalo..
di pantay.. jarang lampu,, banyak bintang... beuuhhh.. mantabbhh

kalo udah bengong.. dunia mao berenti juga ga masalah..
gw mao punya masalah segede apa juga ga masalah..
gw mao dikejar deadline apapun juga ga peduli..

yah intinya.. menyenangkanlah..
mengenal diri sendiri lebih dalam..
tanpa berinteraksi atau bersinggungan dengan pihak lain..
tanpa pendapat atau pandangan orang lain..

bengong aja.. udah cukup banget kok..


(121208)

me fren indeed

basketball
dark enuff
not sane

laughing in anger
fighting in nothing
daydreaming in noon
smiling in pain

not alwayz around
but alwayz der..
me sure!!
juz make a stop
try notice deeply

datz me fren..
with simple smile
and complicated heart

how awful..
she'z me fren
me fren indeed



(021208)

sepenggal kisah sang lelaki hujan

hidup hanya sekali
cinta datang dan pergi
satu kali datang pada sebuah seni
tanpa syarat namun berarti

ia tak syaratkan baik
ia tak pentingkan cantik
ia jatuh hati hanya karena hati

satu dua masa berlalu
dan hatinya tetap terpaku

kesetiaan.. ujarnya
kebodohan.. ujarku

satu waktu pada suatu malam
hujan rintik makin deras
diatas kuda besi ia tenggelam
untuk kasih yang tak berbalas

kesia-siaan.. kataku
kepuasan hati.. katanya


(281108)

..a note for..

thx for alwayz b around
thx for all ears
thx for all hugs
and all tears..
none can replace it

mayb me ever out of line
to think of u as sumone
to miss u dat much
to care 'bout u more

don see me like dat
it hurts me badly
pliz sorry for evrything
pliz sorry for me feeling

me shall cure it
me promise
even it shall hurt me more
indeed.. me promise..

cud me forget diz moment or...
shall we laugh together sumday on diz
let time tells..
let time cures..

(101108)