Wednesday, September 9, 2009

me miss thee

miss thy words
miss thy sounds
miss thy miracles
miss thy blesses

that would be great just to hear the voices..
kyrie
pater noster
agnus dei

thou said that thou never leave me
thou would not forget me
and thou always forgive me..

for all thy promises
for all thy majesty
for all thy love..
me simply said.. me miss thee

would thou forgive me for all the time that me forget thee?


posted at fb  Monday, August 24, 2009 at 12:59pm

simpangan pilihan

"bisa karena biasa"
sebuah emblem dengan dasar merah dijahit rapi pada tas ransel pengendara motor yang berhenti tepat di depan motorku. terdiam pun aku dibuatnya, berpikir, termenung..

kemarin, aku baru saja bersilang argumentasi dengan beberapa orang teman, tentang sebuah perkara yang baiknya tidak jadi perkara, tentang zona kenyamanan.. "mengapa nyaman jadi perkara? bukannya manusia mencari nyaman? dan kalo udah bisa menyebut 'zona kenyamanan' artinya sudah nyaman kan Ne, kenapa harus bingung, kenapa harus takut?" sembur seorang temanku yang sangat cinta pada sosok Bung Karno. "bukan itu maksud Dene, zona kenyamanan untuk orang pada umumnya, bisa nular ke dia kalo dibiasain, gitu kan, Ne?" penjabaran singkat yang tepat oleh seorang pendukung gerakan feminisme. teringat pula aku pada emblem tadi pagi "bisa karena biasa", tiga kata yang dapat diberlakukan untuk semua bidang, pekerjaan, cinta, hati, keluarga, nurani, idealisme dan bahkan nasionalisme.

zona kenyamanan buat seorang aku adalah bagian dari hidup. titik dimana aku tak ingin dan tak akan ingin pergi dari situ.. entah tempat, suasana, rasa, cuaca atau apalah, termasuk juga dididalamnya pekerjaan. pekerjaanku saat ini adalah tempat yang didambakan banyak orang, kurasa, karena ada rekan kerja yang begitu berluas hati, bidang pekerjaan yang luar biasa menarik dan tentunya jumlah pekerjaan yang tidak banyak. hanya sesekali aku dibuat begitu berkonsenterasi karena kasus-kasus besar tertentu, sisanya tidak lebih dari berjalan-jalan di dunia maya, tentunya termasuk mengunduh. pekerjaanku saat ini dapat disebut zona kenyamanan pada umumnya.. ya, pada umumnya, dan tidak untukku..

rasa nyaman untukku dalam bidang pekerjaan bukan yang seperti ini,, masih terlalu muda otak ini untuk disia-siakan.. masih terlalu hijau..

baru saja kemarin aku begitu takut pada zona kenyamanan pada umumnya ini, dan hari ini.. dijawab pula doaku olehNYA. aku, yang dalam jangka waktu tiga ratus sembilan puluh lima hari hanya memiliki waktu produktif tidak lebih dari tiga bulan.. aku, yang lebih banyak mengunduh dibandingkan menelaah perjanjian.. dan aku, yang terlampau sering berjalan-jalan di dunia maya daripada memberikan laporan harian, saat ini terhenyak pada satu kenyataan.

"udah gilak kali die, masa gw disuruh dobel-dobel kerjaannyaaa!! die ga tau apa selama ini gw pegang lima.. limaaaa perusahaan!! dan sekarang, die suruh gw jadi legal staff sekaligus jadi admin!! segitu koretnya yaaa sampe ga mao kontrak orang buat 3 bulan selama admin gw cuti hamil??!! gilaaakkk!! sakit jiwakk tu orang pastiii!! pokoke gw harus cabut!! ga manusiawi ni kantor!!" kali ini aku tiada lagi cukup sabar untuk menekan banyak tombol pada keyboard, kalimat seruan itu aku tumpahkan seketika melalui teknologi nirkabel keluaran nokia ini. di ujung sana terkesan bingung menapaki kalimatku dan menanggapi, "giiilaaaakk dooong, udah pelan-pelan ya, Ne, cari kerja yang baru, sabar ya, Ne.."

semestinya kesabaran ini tiada bermuara, sabar ya sabar, sabar ya tetep sabar.. tapi keputusan pimpinan perusahaan ini sudah sampai pada titik nadirku.. bekerja untuk lima perusahaan sekaligus, tidak membuatku mengeluh, sungguh.. namun untuk bekerja menanggung dua bidang sekaligus, ini sungguh terlampau.. aku manusia.. butuh pengertian, bukan uang atau materi lainnya, aku manusia.. butuh dihargai, bukan semut penafkah atau lebah pekerja.. jika tidak dapat berlaku adil, setidaknya berusaha bijak, selama masih bernurani..

termenung lagi aku kali ini..

doaku terkabul, pikirku.. IA menjawabnya, kegundahanku akan zona kenyamanan yang tak nyaman pada akhirnya terjawab sudah.. aku tidak akan menetap di sini.. jika Yesus punya empat belas stasi pada jalan salibNYA, aku pun demikian.. pemberhentian yang kali ini sudah lewat, aku harus berjalan kembali tampaknya.. dilematis melandaku ketika aku ternyata berdiri di antara pengejaran idealisme dan materi.. mereka selalu berbanding terbalik,, dan aku seharusnya memilih.. aku yang begitu takut masuk dalam zona kenyamanan pada umumnya, karena ketakutanku akan terkikisnya idealismeku.. kini harus memilih.. memilih!


posted at fb  Wednesday, August 19, 2009 at 11:28am

(add some.. today!)

ironis

Rapat ini sudah lewat 47 menit dari dimulainya pada saat aku datang. Terlambat! Ya, terlambat lagi dan lagi-lagi terlambat. Dengan setengah hati aku berusaha mengikuti dan memahami.. Dengan gamang aku menjajaki tiap kalimat yang mereka katakan..

Rapat yang membosankan pastinya.. Pertambangan batubara sangat identik dengan laki-laki..kaum pria. Dan nyata memang hanya ada dua yang sejenis aku. Bahkan seorang sejenisku lebih berperan sebagai isteri daripada seorang pemain bisnis pertambangan.

Ketika topik dan pembahasan terlihat membosankanku, aku lebih tertarik memperhatikan sekitar yang salah satunya adalah mahluk sejenisku yang perannya sebagai isteri yang baik. Tak lebih dari mengambilkan teh panas dan makanan kecil yang disediakan pihak hotel ini. Selebihnya, ia hanya terpaku memandangi telepon genggamnya.

Percakapan mulai mencair ketika satu orang membakar rokok, segala jadi lebih santai dan dapat dikomunikasikan ketika dilakukan sembari merokok. Hebat! Sakti benar tembakau, cengkeh, tar, nikotin dan aseton yang dijadikan satu itu.. Hebat!

Satu orang di sebelahku mengungkit masalah wilayah tambang yang selalu dipersulit oleh pemerintah daerah, hanya karena wilayah tersebut termasuk dalam kawasan kehutanan.

Hanya? Hanya?!! Hanya katanya!! Sudah semakin serakah rupanya.. Dia dapat memilih kata yang lain selain "hanya". Sudah hilang pula kecintaan dan kepeduliannya terhadap lingkungan, tragis. Pernyataannya ditanggapi tidak jauh lebih tragis oleh pembicara berikutnya. Bagian hutan dan kehutanan pernah dijanjikan oleh pemerintah daerah sebesar 20%. Coba bayangkan 100% wilayah dalam kabupaten di borneo 80% digunakan untuk pertambangan, 20% sisanya adalah pemukiman dan kehutanan. 20%! Dibagi-bagi pula untuk pemukiman, dari 20% itu mereka masih juga berteriak menuntut 20%nya untuk pertambangan lagi?? Tetap kurang juga rupanya 80% yang ditempatkan itu.. Sungguh sudah semakin serakah manusia Indonesia ini tampaknya..

Ironisnya, aku menjadi bagian dan memainkan peranan di dalamnya. Idealisme-ku menggeliat lagi..

Jangan salahkan jika bumi ini marah, jangan salahkan jika langit ini murung. Jangan menunjuk pada bumi atau langit.. Coba berdiri berdiam di hadapan cermin.. Lihat lebih dekat, lihat lekat-lekat. Hanya manusia yang diciptakan untuk menguasai langit dan bumi, tentunya dengan pilihan untuk menjadi bijak atau malah menjadi tamak.


*posted at fb  Thursday, July 30, 2009 at 3:08pm