Wednesday, August 29, 2012

sebats

"sebats" yang dengan setia menandai perginya waktu menemani keriaan. menghantarkan akhir mimpi dalam peluk malam yang bergegas memaksakan bilah mata pada rekahan pagi. mengembalikan tingkap kesadaran pada kenyataan yang dengan gemulai menghardik bahwa mimpi hanyalah serabut sempurna dari celakanya kehidupan.

"sebats" yang menyuratkan bahwa kumparan detik bukan hanya terbang, namun menghentak gelombang khayal bahwa sang waktu sungguh mahal ketika kita bersisian. frekuensi sebats yang tak terbantahkan, menyadarkan kita pada gemerlap matari yang tak mau ditunda untuk memamerkan kesombongannya.

"sebats" yang mengakhiri lepasnya kuk pada ringkihnya bahu ini. menghadirkannya kembali lekat-lekat pada rumitnya hari esok. mengenakan topeng yang sama dalam hirup-pikuk keseharian, mengimbangi sang gengsi yang riuh-rendah mewarnai pelangi hitam-putih. berupaya bertahan sampai bersua dengan sang malam lagi.

"sebats" yang sungguh tak ingin aku dengar, sebab ia selalu mengakhiri mimpiku yang rupanya adalah jati diriku sendiri.