Wednesday, September 9, 2009

ironis

Rapat ini sudah lewat 47 menit dari dimulainya pada saat aku datang. Terlambat! Ya, terlambat lagi dan lagi-lagi terlambat. Dengan setengah hati aku berusaha mengikuti dan memahami.. Dengan gamang aku menjajaki tiap kalimat yang mereka katakan..

Rapat yang membosankan pastinya.. Pertambangan batubara sangat identik dengan laki-laki..kaum pria. Dan nyata memang hanya ada dua yang sejenis aku. Bahkan seorang sejenisku lebih berperan sebagai isteri daripada seorang pemain bisnis pertambangan.

Ketika topik dan pembahasan terlihat membosankanku, aku lebih tertarik memperhatikan sekitar yang salah satunya adalah mahluk sejenisku yang perannya sebagai isteri yang baik. Tak lebih dari mengambilkan teh panas dan makanan kecil yang disediakan pihak hotel ini. Selebihnya, ia hanya terpaku memandangi telepon genggamnya.

Percakapan mulai mencair ketika satu orang membakar rokok, segala jadi lebih santai dan dapat dikomunikasikan ketika dilakukan sembari merokok. Hebat! Sakti benar tembakau, cengkeh, tar, nikotin dan aseton yang dijadikan satu itu.. Hebat!

Satu orang di sebelahku mengungkit masalah wilayah tambang yang selalu dipersulit oleh pemerintah daerah, hanya karena wilayah tersebut termasuk dalam kawasan kehutanan.

Hanya? Hanya?!! Hanya katanya!! Sudah semakin serakah rupanya.. Dia dapat memilih kata yang lain selain "hanya". Sudah hilang pula kecintaan dan kepeduliannya terhadap lingkungan, tragis. Pernyataannya ditanggapi tidak jauh lebih tragis oleh pembicara berikutnya. Bagian hutan dan kehutanan pernah dijanjikan oleh pemerintah daerah sebesar 20%. Coba bayangkan 100% wilayah dalam kabupaten di borneo 80% digunakan untuk pertambangan, 20% sisanya adalah pemukiman dan kehutanan. 20%! Dibagi-bagi pula untuk pemukiman, dari 20% itu mereka masih juga berteriak menuntut 20%nya untuk pertambangan lagi?? Tetap kurang juga rupanya 80% yang ditempatkan itu.. Sungguh sudah semakin serakah manusia Indonesia ini tampaknya..

Ironisnya, aku menjadi bagian dan memainkan peranan di dalamnya. Idealisme-ku menggeliat lagi..

Jangan salahkan jika bumi ini marah, jangan salahkan jika langit ini murung. Jangan menunjuk pada bumi atau langit.. Coba berdiri berdiam di hadapan cermin.. Lihat lebih dekat, lihat lekat-lekat. Hanya manusia yang diciptakan untuk menguasai langit dan bumi, tentunya dengan pilihan untuk menjadi bijak atau malah menjadi tamak.


*posted at fb  Thursday, July 30, 2009 at 3:08pm

No comments:

Post a Comment