Monday, January 11, 2010

perempuan

boleh aku berkeluh dengan peluh?

sungguh seketika dalam detik ini aku lelah,
lelah merajam asa,
lelah memberi makna
dan lelah berada..

ruang ini semakin mendesak, melesak.. sehingga rasa sesak berjibaku di telapak,,
satupun tak rasa untuk dikenang,
karena asa lelah dikekang..

jiwa lengah dalam simpangan, dihujam pedih caci, juga pahit maki..
sempurna dalam bingkisan nelangsa,
lebam dihentak serbuan suku kata,


aku tetap memainkan peran yang sama.. tak ubahnya planet ke tiga tata surya ini dengan tanpa bosannya tetap setia dipanggulan sang atlas.. detik yang lalu aku menangis, dan detik ini aku meranggas.. aku lelah, aku bosan, aku kesal, aku marah.. masih saja rupanya dalam jumlah yang tidak dapat dikatakan sedikit,, lagi lagi.. lagii dan lagii.. seorang yang aku kenal pula kali ini.. disiksa.. atau membiarkan dirinya disiksa,, atau malah menyiksa dirinya sendiri??

disiksa oleh hatinya sendiri, oleh cintanya pada seorang lawan jenis.. tak dapat dikatakan perjaka atau tak terkekang suatu hubungan asmara.. ia, laki-laki itu.. dia sudah dipercaya oleh Sang Esa untuk memeluk bukan satu.. tapi dua orang anak manusia.. dua anak manusia dari dua orang ibu yang berbeda.. serupa apa dia sehingga dia dianugrahi anak manusia, dari dua orang ibu yang berbedapun.. hebat?

kini ia bermain cinta dengan seorang temanku,, entah mengapa janji manis menikahi diurungkanpun olehnya.. sementara temanku sedang bersorak ria.. kasihan ia..

perempuan,, perempuan yang dijanjikan untuk menikah itu adalah temanku..
perempuan,, perempuan yang dibatalkan pernikahannya itu adalah temanku..
perempuan,, perempuan yang menangis tersedu itu adalah temanku..
perempuan,, perempuan yang berusaha bangkit dari peluknya adalah temanku..
perempuan,, perempuan yang jatuh lagi dipeluknya itu adalah temanku..
perempuan,,
dan perempuan yang sampai saat ini masih mengharapkannya kembali adalah temanku..

mungkin perempuan itu lupa akan rasanya menjadi malu.. mungkin ia lupa apa itu bahagia dan bahkan iapun lupa rasa sedih.. yang ia tahu hanya mengabdi dan pengabdian.. di luar dari batas perikemanusiaan yang menjelagainya sampai dengan saat ini..

lupakah perempuan itu akan tajamnya kata-kata?
lupakah perempuan itu akan panasnya tamparan?
lupakah perempuan itu akan lebam yang tak kunjung pudar?
lupakah perempuan itu akan semburan saliva yang menerpa rautnya?
lupakah perempuan itu akan hatinya yang koyak?
lupakah??
lupakah ia??

serasa ia tak dilahirkan dengan harga diri atau entah dilepaskan dimana sang harga diri perempuan itu.. terus dan terus jua ia berkubang di kubangan yang persis sama.. bahkan ketika sang ibu memohon agar ia tidak berharap kembali pada laki-laki itu,, perempuan itu tak dapat lakukan apa-apa.. matanya boleh menangis untuk permohonan sang ibunda.. namun hatinya tak pernah berubah,, ia tak berhenti berharap kembali.. habis tuntas harga dirinya.. habis sehabis-habisnya dihisap laki-laki itu..

kini aku yang kelelahan,,
lelah memberi saran..
lelah berpikir..
dan lelah mendengarkan..

maaf teman, bukan aku bukan teman.. tapi kali ini, coba pikir.. coba pikir lebih dalam.. karena pada jalan berikutnya aku tak lagi temani.. hanya kau dan Tuhanmu yang menemani.. percayalah aku tetap ada di sini, tak bergerak, bergeming..

atas nama perempuan,, bangunlah! berhargalah!!

2412****

24121995

Bapak: Bu, ayo berangkat.. Nanti telat misanya lho.. Anak2 sudah siap?

24122001

Ibu: Mba, ayo cepetan nanti telat misanya.. Adik2mu sudah siap?
Kakak: Iya Bu, ade2 udah kok.. Bapak mana?
Ibu: Nanti ketemu di greja kata Bapak..

24122003
Ibu: Mba, nanti k gereja kan? Misa malam Natal lho..
Kakak: Ibu ama ade aja ya, aku gereja yang beda, Bu..
Ibu: Ade, ayo siap2 k gereja.. Jangan sampe kita telat yaa

24122007

Ibu: Ade, ayo ke gereja..
Ade: Aku udah ga k greja, Bu.. Ibu ama si bontot aja yaa..
Ibu: Ya udah.. Bangunin si bontot ya De, suruh siap2..

24122008

Bontot: Ibu, ke gereja kan kita?
Ibu: Iya, cepet sana kamu mandi..
Bontot: Iya Bu, mba2 ga ikutan lagi Bu?
Ibu: ......

24122009

Bontot: "halo teman, aku boleh ikutan gabung k greja ma keluarga kamu ga?"
Teman: "haha, boleh dong.. Ke rumah aku jam 5 yaa"
Bontot: "asiiikk.. Makasi ya teman!"

Seberapapun sepinya.. Setidaknya keluargaku hanya memilih cara yang berbeda untuk memuliakan Sang Esa!


*posted at fb on Sunday, December 27, 2009 at 9:28pm

bhinneka tunggal ika?!!

Baru sejenak lalu aku selesaikan perbincangan panjang lebar dengannya.. Suatu percakapan lama yang biasa kami lakukan tanpa kenal lelah dan jenuh di hari yang lalu.. Percakapan yang kembali kami lakukan setelah sekian lama, tanpa kami tahu apa penyebabnya kebiasaan itu harus berhenti atau dihentikan.. Entah karena jarak, waktu atau kesibukan masing-masing dari kami.. Perbincangan yang mengakibatkan aku tertegun sendirian di sini, tertegun dalam gamang dan dalam upayaku menyusun pecahan kisah yang lewat atau terlewatkan..

Si 8250 menyala konstan dan menyannyi... Aku hanya melirik dengan malas layarnya dan hampir saja aku urungkan niat untuk menjawabnya, teman lama, pikirku.. Sembari aku melirik tanda waktu yang menempel di dinding tepat di atas televisi, jam tidur sudah memanggil, pikirku.. Masih juga belum aku jawab si 8250 yang terus menyanyi.. Sisi lainku bertanya, tidak mungkin tanpa sebab sang teman lama ini menghubungi, baiknya aku jawab saja mungkin..

"Hai, kenapa kamu? Tumben banget nelpon"
"Halo, hehe gak papa kangen aja sama kamu"

Ia bercerita kisah cintanya dengan sang kekasih, pada setiap kata terselip tawa.. Pada setiap kata berikutnya terselih getaran nada menahan tangis, dan pada kata berikutnya berhamburan tawa lagi.. Sebuah perjuangan atas nama cinta yang telah dilakukan dalam waktu sembilan kali tiga ratus enam puluh lima hari, yang pada akhirnya membuahkan hasil gilang-gemilang. Perjuangan mereka, yang dengan latar belakang perbedaan suku dan agama, juga garis ekonomi dan finansial, pada hari lalu dimenangkan oleh cinta. Cinta sungguh dapat mengikis kesemua perbedaan itu.. Salutku untuk cinta dan cinta mereka.. Negosiasi sudah dilakukan, perkara agama dan tata cara pernikahan sudah disepakati, memang tetap harus ada pihak yang mengalah atau dikalahkan dalam hal ini. Bagian yang harus dihadapi berikutnya adalah adat, mungkin kamu bisa melawan agama tapi sungguh sulit melawan adat.. Ia ada dan mendasar pada setiap manusia yang dilahirkan dari suku tertentu di Indonesia yang sungguh bhinneka ini.. Ia sekental darah yang mengalir pada tiap manusianya, ia selaku helaian nafas yang merupakan kebutuhan dan alasan untuk hidup dan tetap hidup.

Temanku ini tidak pernah meminta dilahirkan untuk menjadi suku tertentu, ia juga tidak pernah menuntut untuk mendapatkan sesuatu atas nama adat istiadat per-suku-an itu.. Ia hanya ingin menikah, melegalisasikan hubungannya dalam sebuah lembaga pernikahan.. Lembaga yang dibuat oleh negara, yang juga harus dinyatakan sah oleh agama dan kepercayaan yang dianut. Sulit benar menyatukan cinta!! Dari pihak negara saja sudah ada dua syarat.. Dipersulit lagi dengan adat istiadat dan kemauan orang tua.. Apakah Tuhan bermaksud demikian ketika Ia menciptakan cinta? Dibuat untuk sulit diraih? Dibuat dengan banyak persyaratan? Dibuat untuk mengkotak-kotakan anak manusia?

Dan kali ini, ketika perjuangan atas nama cintanya telah mendapatkan persetujuan dari orang tua, dengan segala perbedaan agama dan kepercayaan.. Langkahnya kembali terhenti dengan masalah adat istiadat, dengan tata cara adat kebiasaan pernikahan pada suatu suku.. Sungguh terhenti tanpa jalan keluar, tanpa bisa melawan.. Karena masing-masing pihak sudah merasa banyak berkorban tanpa alat takar..

Kali ini pula aku tidak mampu memberi saran, hanya dapat mendengarkan, berempati melalui ekspresi suara.. Aku, kali ini benar bersyukur tidak menjadi dia.. sungguh bersyukur bahkan, karena tidak atau belum memiliki pasangan, sehingga tidak perlu menghadapi permasalahan serupa demikian. Pula aku, kali ini benar melakukan apa yang Tuhan inginkan ketika mencipta manusia dengan dua telinga dan satu mulut.. Untuk lebih banyak mendengar dan sedikit bicara.. sembari menyusun kembali serpihan kisahnya menjadi satu di ingatanku.

"Ne, si pacar nelpon aku nih, makasi yaa udah dengerin ceritaku hehe"
"Eh iya, makasi lho kamu masi mao cerita ke aku, salam buat pacar yaa"

Dan aku bersyukur tidak membiarkan si 8250 itu berhenti bernyanyi sebelum sempat aku jawab.

Sabar ya, sayang, ujarku dalam benak.. jika harus berkorban lebih, maka lakukanlah.. jika harus bersabar lebih, maka jadilah.. dan jika harus berdiam, maka berdiamlah sejenak tanpa perlawanan.. karena manusia diciptakan untuk bertahan dari segala benturan dan pengikisan.. dan Sang Empunya Semesta yang miliki jawabnya.. lihat, jalani, dengar dan rasakan setiap indah pedihnya, sayang.. karena kesemuanya tidak akan berulang.

Love never fails, pearl..


*terima kasih untuk seorang sahabat atas inspirasinya
posted at fb on Sunday, December 20, 2009 at 11:53pm