Monday, January 11, 2010

bhinneka tunggal ika?!!

Baru sejenak lalu aku selesaikan perbincangan panjang lebar dengannya.. Suatu percakapan lama yang biasa kami lakukan tanpa kenal lelah dan jenuh di hari yang lalu.. Percakapan yang kembali kami lakukan setelah sekian lama, tanpa kami tahu apa penyebabnya kebiasaan itu harus berhenti atau dihentikan.. Entah karena jarak, waktu atau kesibukan masing-masing dari kami.. Perbincangan yang mengakibatkan aku tertegun sendirian di sini, tertegun dalam gamang dan dalam upayaku menyusun pecahan kisah yang lewat atau terlewatkan..

Si 8250 menyala konstan dan menyannyi... Aku hanya melirik dengan malas layarnya dan hampir saja aku urungkan niat untuk menjawabnya, teman lama, pikirku.. Sembari aku melirik tanda waktu yang menempel di dinding tepat di atas televisi, jam tidur sudah memanggil, pikirku.. Masih juga belum aku jawab si 8250 yang terus menyanyi.. Sisi lainku bertanya, tidak mungkin tanpa sebab sang teman lama ini menghubungi, baiknya aku jawab saja mungkin..

"Hai, kenapa kamu? Tumben banget nelpon"
"Halo, hehe gak papa kangen aja sama kamu"

Ia bercerita kisah cintanya dengan sang kekasih, pada setiap kata terselip tawa.. Pada setiap kata berikutnya terselih getaran nada menahan tangis, dan pada kata berikutnya berhamburan tawa lagi.. Sebuah perjuangan atas nama cinta yang telah dilakukan dalam waktu sembilan kali tiga ratus enam puluh lima hari, yang pada akhirnya membuahkan hasil gilang-gemilang. Perjuangan mereka, yang dengan latar belakang perbedaan suku dan agama, juga garis ekonomi dan finansial, pada hari lalu dimenangkan oleh cinta. Cinta sungguh dapat mengikis kesemua perbedaan itu.. Salutku untuk cinta dan cinta mereka.. Negosiasi sudah dilakukan, perkara agama dan tata cara pernikahan sudah disepakati, memang tetap harus ada pihak yang mengalah atau dikalahkan dalam hal ini. Bagian yang harus dihadapi berikutnya adalah adat, mungkin kamu bisa melawan agama tapi sungguh sulit melawan adat.. Ia ada dan mendasar pada setiap manusia yang dilahirkan dari suku tertentu di Indonesia yang sungguh bhinneka ini.. Ia sekental darah yang mengalir pada tiap manusianya, ia selaku helaian nafas yang merupakan kebutuhan dan alasan untuk hidup dan tetap hidup.

Temanku ini tidak pernah meminta dilahirkan untuk menjadi suku tertentu, ia juga tidak pernah menuntut untuk mendapatkan sesuatu atas nama adat istiadat per-suku-an itu.. Ia hanya ingin menikah, melegalisasikan hubungannya dalam sebuah lembaga pernikahan.. Lembaga yang dibuat oleh negara, yang juga harus dinyatakan sah oleh agama dan kepercayaan yang dianut. Sulit benar menyatukan cinta!! Dari pihak negara saja sudah ada dua syarat.. Dipersulit lagi dengan adat istiadat dan kemauan orang tua.. Apakah Tuhan bermaksud demikian ketika Ia menciptakan cinta? Dibuat untuk sulit diraih? Dibuat dengan banyak persyaratan? Dibuat untuk mengkotak-kotakan anak manusia?

Dan kali ini, ketika perjuangan atas nama cintanya telah mendapatkan persetujuan dari orang tua, dengan segala perbedaan agama dan kepercayaan.. Langkahnya kembali terhenti dengan masalah adat istiadat, dengan tata cara adat kebiasaan pernikahan pada suatu suku.. Sungguh terhenti tanpa jalan keluar, tanpa bisa melawan.. Karena masing-masing pihak sudah merasa banyak berkorban tanpa alat takar..

Kali ini pula aku tidak mampu memberi saran, hanya dapat mendengarkan, berempati melalui ekspresi suara.. Aku, kali ini benar bersyukur tidak menjadi dia.. sungguh bersyukur bahkan, karena tidak atau belum memiliki pasangan, sehingga tidak perlu menghadapi permasalahan serupa demikian. Pula aku, kali ini benar melakukan apa yang Tuhan inginkan ketika mencipta manusia dengan dua telinga dan satu mulut.. Untuk lebih banyak mendengar dan sedikit bicara.. sembari menyusun kembali serpihan kisahnya menjadi satu di ingatanku.

"Ne, si pacar nelpon aku nih, makasi yaa udah dengerin ceritaku hehe"
"Eh iya, makasi lho kamu masi mao cerita ke aku, salam buat pacar yaa"

Dan aku bersyukur tidak membiarkan si 8250 itu berhenti bernyanyi sebelum sempat aku jawab.

Sabar ya, sayang, ujarku dalam benak.. jika harus berkorban lebih, maka lakukanlah.. jika harus bersabar lebih, maka jadilah.. dan jika harus berdiam, maka berdiamlah sejenak tanpa perlawanan.. karena manusia diciptakan untuk bertahan dari segala benturan dan pengikisan.. dan Sang Empunya Semesta yang miliki jawabnya.. lihat, jalani, dengar dan rasakan setiap indah pedihnya, sayang.. karena kesemuanya tidak akan berulang.

Love never fails, pearl..


*terima kasih untuk seorang sahabat atas inspirasinya
posted at fb on Sunday, December 20, 2009 at 11:53pm

No comments:

Post a Comment