Tuesday, April 20, 2010

kamu dan kisahmu

tak pernah cukup pengetahuan hidupku akan kamu, sungguh tak akan pernah cukup. sebut saja dalam satu putaran syamsiah perjumpaanku denganmu belum mampu dikatakan setengah putaran. namun dramatisme kisah kasihmu telah mengabiskan energiku untuk terus mendengarkan. seakan sebuah alur pada telapak tangan, semudah itu hilang dan muncul kembali seiring dengan pemanfaatan dan perawatannya.

kamu dengan diandra saat itu, banyak tawa banyak tangis.. meskipun saat kamu dan diandra terlintas dalam benak, tanpa tuduhan untukmu, setidaknya ada rasa lain dengan bianda. jangan tanya padaku dari mana asumsiku ini, sebut sahaja asumsi liar atau jika mampu mengawamkannya, bahkan manusia bodoh di sekitar kita tanpa keraguan berarti dapat melihat tanpa selubung bahwa ada tatapan berbeda antara kamu dengan bianda. hiperbolis tawamu padanya, kehadiran ia setiap detik tepat di hadapmu, caramu bersapa dalam kesempatan sepersekian detik dan romantisme sentuhan kecilnya padamu yang kamu tanggapi dengan cara sedikit lebih dari wajar.

sampai pada suatu pagi, pagi yang sama dengan pagi sebelumnya.. pagi yang wajar seperti pagi lainnya untukku.. tapi sepertinya akan jadi pagi yang luar biasa setelah melihatmu dengan awan mendung berkecamuk dalam raut. lampiasan kisah menyerbu tiada henti, memaksa genderang telingaku tak berhenti bertalu tanpa kesempatan untuk menghela napasnya. kisahmu kali ini kembali pada diandra, ia menyelesaikan tugasnya untuk bersamamu.. sebentuk perang padri mungkin telah terjadi di bilangan paling barat pulau jawa ini, entah sehebat apa pertempuran itu, yang sepanjang pengetahuanku hal itu antara kamu, diandra dan bianda.. perebutan kekuasaan atas hati mungkin? atau hanya setampuk gengsi dan nafsu duniawi?

atas peperangan itu dapat aku jewantahkan hasilnya, kamu dan bianda semacam dua insan asing tak saling kenal, dan bianda hanya membungkam dalam tiap kesempatan bertemu tatap.. pelik rupanya. dan kamu, hanya meninggalkan ia tepekur di sudutnya, dalam yurisdiksinya.. tetap melenggang lekat dengan diandra. smoga kali ini tidak ada lagi dramatisasi yang berperan..

belum sempat aku menelan liur ini, kembali kamu berurai kisah.. pemaksaan kehendak kali ini. serupa siti nurbaya yang dibuat jadi menikah bersanding dengan sang dato maringgih.. kisahmu tak kalah menantang dengan pemaksaan menjalin hubungan dengan andara, dan mewajibkan pengakhiran jalinan asmara dengan diandra.. ciptaan kisah apa lagi ini darimu? dan kembali aku hanya dapat mendengarkan dengan seksama.. tanpa keluh tanpa saran.

andara, manusia sempurna di matamu kali ini.. tiada cacat cela, sempurna dengan dukungan orang tua.. lahir dari derajat yang lebih tinggi, lengkap dengan arogansinya. tetap juga kamu nyatakan ia sempurna dalam pengelihatanmu.. habis sudah diandra kau lewatkan dengan jeriatan diamnya, kini kau berkisah dengan andara.. tiap detik, tiap menit, tiap satuan waktu hanya andara mewarnai tawa dan sipumu. duniaku bertanya-tanya, akan berapa lama kali ini kamu dengan andara? sepenggal kisah tanpa arti akan berulang? atau akan semudah seperti kamu menghempaskan diandra?

janji-janji lembaga perkawinan kamu bumbung setinggi angkasa dari bumi, dalam hitungan satu per empat tahun kamu nyatakan akan mengakhiri kesendirian dengan andara.. masih terlalu belia pikirku, sehingga mudah berkata tanpa pikir tepekur. dan kemudian, kesah resah datang tanpa perintah, keluh dan murung kembali menghantuimu oleh sebab aroganisme andara.. apalagi ini, hentakku dalam diam. sedang kembali merapat pada pelabuhan diandra rupanya? atau ada lain manusia yang menyeret hatimu dari andara?

kisahmu pun terus bergulir kembali pada diandra, diselip tiap detik menghenyakan jiwamu pada bianda.. segalanya kembali pada rotasinya dalam waktu yang sangat singkat. sampai kemarin kamu benamkan diri dalam pelukku, meronta.. menangis.. menyatakan tak ingin jatuh cinta pada manusia manapun. dikhianati oleh diandra ucapmu, lelah dengan agresi bianda dan marah pada dinginnya andara.. sinetronisme apa lagi ini? karena tak seberapa waktu, alat komunikasi nirkabel yang tergeletak di mejamu berbunyi.. seiring dengan wangi semerbak menyeruak dalam ruangan.. ooohh,, windri hadir dengan senyuman khas mempesonamu yang sekejap kemudian menghapus air yang menetes tanpa henti dari matamu tadi..

dengan windri.. akan dibawa kemana kisahmu kali ini? dan drama apa lagi yang akan kamu hadirkan mengenai pengakhirannya? dapatkah aku menjadi tokoh antagonis mulai saat ini? karena aku sungguh lelah memerankan protagonis baik hati dan peyaran yang bijaksana.. dan sungguh aku lelah,, sangat bahkan.. ingin menemukan apa kamu sebenar-benarnya? karena padakulah rusukmu berada..

2 comments: