Wednesday, January 16, 2013

p.a.p.i

dia ada di sana, pada barisan depan. mudah ditemukan sebab dari ribuan yang dihadapkan ke barat, hanya di atasnya yang menangkupkan tangan dalam doa. sementara sisanya menengadah. tempat dimana sebagian orang akan memicingkan mata atau bahkan bergunjing setelahnya. di sini kisahnya berakhir.

ia hanya ingin diingat. menorehkan cerita malam tahun baru yang berbeda dengan menyisipkan kisahnya. ketika nyaris separuh bumi meriakan samsiyah yang baru, lengkap dengan pikuk dan pelangi artifisial yang mengejutkan, sudut rumah ini akan terpekur dalam doa. mengirimkan kepada khalik yang menjaganya di sana.

cara sempurna untuk terus dikenang. sebab sepi dalam hirup adalah khidmat. meski ada sesal akan bhakti yang tak kesampaian. sisa kemarahan yang belum terujarkan. bahkan maaf belum sempat dibisikan.

jari ini tak sempat menyentuhnya. namun akumulasi tanpa tangis ini akhirnya bermuara pada malam itu. bingkai tawa bergulir bergantian dalam lelehan air mata. ia memang biasa tiada, namun kali ini sungguh tiada.

berhenti sekarang! duka ini harus selesai detik ini. sebab ada jiwa lain yang harus dipertahankan. jiwa yang bertahan ketika masa porak poranda. ia tak boleh terluka lagi, sehingga lara tak pantas untuk dipamerkan meski hanya pada pantulan cermin dan nurani.

No comments:

Post a Comment