Monday, September 19, 2011

waktuku

kemana sang waktu? pergi kemana ia? sirna kemana ia? sibuk aku mencarinya, namun hilang saja dia tanpa jejak, tanpa asap. ujarnya ia akan menetap, berdiam ramah dalam selubung yang tersirat dalam degup darah dan hela napas. lalu aku mencarinya... mencarinya dan terus mencarinya... menyibakkan tabir kenisah dalam gelisah, tanpa sejumput pesan, ia lenyap tanpa sebab.

kilaunya masih terasa sampai lubuk mata, kecapnya masih tertinggal dalam rupa bisikan lirih, sulit terlupakan, sulit terungkapkan. dan aku berkutat disini tanpa gerak meski dalam senyap. menantinya tanpa aturan, merenungkannya dengan melawan hukum. dimana gerangan dirinya?

geram ini jatuh luluh dalam tatap matanya. bayangankah? fatamorganakah? benarkah sang waktu yang sibuk itu bersemayam dalam kilat matanya. saat ia memicing, jelas aku temukan sang waktuku dalam rupa sinisnya. benarkah ini akhir pencarianku? dalam bentuk yang berbedakah kali ini dirimu bernaung, hai sang waktu? berikan sedikit saja tanda. bersitkan sedikit saja kata, yakinkan aku kali ini... sungguh lelah jiwa ini menemukanmu.

dimana kamu sang waktuku? jangan permainkan aku lagi kali ini. terlampau rutin aku gagal, hingga bersua sang nadir. deru luka lama belum juga pulih darimu, maka rendah hatilah kali ini padaku. biarkan aku bersandar sejenak dalam kamu, tanpa harap, tanpa janji-janji belaka.

No comments:

Post a Comment