Monday, December 12, 2011

semoga


Aku berdiri disini, menunggunya..

Ditemani alunan musik pengiring dengan kekhasan yang begitu membahana di telinga. Suasana manis menyeruak ketika aku menoleh ke belakang dan melihat semerbak warna-warni memenuhi rautnya yang tidak biasa.

Ia berjalan perlahan namun tegas, dalam jas hitam itu ia terlihat lebih dewasa dari hari-hari sebelumnya. Ia tersenyum menyapaku dari lorong ini, tegas dalam tekadnya yang tak dapat digugat oleh siapapun, termasuk oleh kedua manusia yang menghadirkannya ke planet bumi.

Kini ia tepat disampingku, menatapku lekat-lekat dalam gaun putih pilihan kita berdua. Tersenyum sekali lagi sebelum prosesi dilangsungkan. Sementara aku berbinar dan bergetar, sungguh tak pernah aku duga hari ini akan terjadi.

Hari yang aku tunggu dan aku mohon agar terjadi. Hari yang menegaskan kisahku bersamanya meski terselubung tanpa restu, meski harus melawan semua perintah bahkan walau harus melanggar kaumku sendiri.

Perempuan itu akan menangis melihat kenyataan ini. Maafkan aku, perempuan, namun aku juga mencintainya sama seperti kamu mencintainya. Aku membutuhkannya dan akan terus bersamanya meski maut memisahkan. Aku yang akan melumat kemarahanmu padanya, aku yang akan menjadi tameng untuknya pabila kamu menghardiknya. Sebab bila kamu menyakitinya, kamu menyakiti aku.

Vow telah diucapkan, sakral telah ditorehkan. Kita tidak lagi dua melainkan satu. Bantu aku mendapatkan persetujuan terakhir dari kedua orang tuamu, sayang. Semoga mereka mengerti akan cinta kita. Dan pembatalan pernikahanmu dengan kekasihmu nantinya tak akan pernah aku mohonkan. Semoga saja..

No comments:

Post a Comment