Saturday, August 29, 2015

pasir

semerbaknya dapat aku kecap walau jaraknya sejauh fatamorgana di hamparan gurun pasir yang renta. jiwaku masih menikmati hadirnya dalam tahapan ini. walau kerusuhan di sana-sini kadang menghujam kejam dan kekawatiran menyeruak dalam waktu-waktu tak terduga. terus saja aku bertahan dalam terpaan hawa panas gurun yang kian lama kian menyerap cairan tubuh. sejajar dengan perolehan dehidrasi pada asaku, menyesakkan.. sungguh menyesakkan.

jejak tapakku tak lagi serupa, demikian cepat menghilang disapu angin pembawa butiran pasir. bahkan aku tak kuasa mengingat bentukan jejakku satu langkah yang lalu. tak pantas rasanya menoleh ke belakang, sama tak pantasnya untuk memikirkan sebentuk pijakan kakiku pada satu langkah berikutnya. aku hanya dibolehkan menelaah sejenak sisa pijakan ini untuk kemudian meninggalkannya tanpa terdeskripsikan, tanpa sempat menggelayut di bawah sadar.

dengan hamparan pasir hampa ini, sungguh aku tak memiliki masa lalu, pula tiada harap akan masa depan. gurun ini hanya menyediakan angin nan panas memecahkan kulit, memberiku banyak matahari tanpa aku pinta dan dengan setia menyediakan kefatamorganaan di pelupuk mataku.

No comments:

Post a Comment