Sunday, September 27, 2015

jenuh, penuh.

aku lelah, aku butuh keluh sampai berpeluh. aku lelah berputar pada rotasi yang sama, aku muak dengan kata-kata yang tak terlaksanakan. aku sungguh pilu menyusun kata, aku lelah bicara padamu. lebih dari itu, aku sungguh lelah mendengarkan. mataku kemudian menjadi pedih hanya dengan menyerap tatap matamu yang selalu keji.

cerita ini seharusnya tak begini. semestinya menyenangkan, setidak-tidaknya cerita ini menebarkan senyum tipis di sudut mata. tapi ini apa? kemurungan tanpa akhir. menghabiskan sisi dunia, melelahkan. setidaknya bagiku melelahkan, menyerap semburat bahagia yang selalu aku pijakkan di pagi hari.

kamu tahu? aku luar biasa pemurung, aku lebih dari negatif. jadi seharusnya kamu bersyukur kepada Khalik ketika aku mau menyerap negatifmu. kebingunganmu menghitamkan hatiku yang dengan penuh kepayahan telah aku putihkan pada setiap malam menjelang subuh merekah. aku bahkan yakin kamu tak akan pernah paham bagaimana sulitnya memutihkan hati yang sudah hitam sejak semula. lalu kamu datang setiap hari dengan kisah bahagia yang kamu muramkan! sarkastik!

jatuh cinta itu biasa saja, jangan dilebih-lebihkan negatifnya.

sudahlah, telingaku sudah bungkam kali ini. sudah sampai pada nadir kali ini. pergi sekarang, atau aku yang pergi!

No comments:

Post a Comment