Monday, September 28, 2015

simpang empat

ah, aku berhenti lagi di persimpangan semacam ini. rasanya hanya memutar saja, setiap sudutnya sudah di luar kepala. tempat ini mirip seperti yang sebelumnya, atau memang aku hanya terjebak dalam kumparan? entah lah yang pasti rasanya tidak menyenangkan. menyesakkan malah.

padahal kemarin telah aku ukur benar semuanya, memastikan aku tidak berbelok ke kiri lagi karena pasti akan bersua pada sudut keji ini. aku mengarah ke kanan tadi, namun ternyata malah lebih memuakan daripada ke kiri. aku muak pada pukauan ini. terlalu sempurna di semua lini. terlalu sempurna, hingga aku terjebak dengan sadar. ini lebih menyebalkan daripada tanpa sadar. sungguh!

lalu apa kali ini? rasa yang nyaris sama tapi lebih menyesahku. terlalu luas ruang geraknya sampai aku tidak dapat mengingatkan syarafku untuk terus terjaga. jangan tertidur apalagi terlena, peringatanku pada aku. sayangnya, ini lebih dari terlena, ini memukau, mencengangkan!

dan aku membiarkan sebagian jiwa ini menikmatinya terus-menerus. ini namanya kekejian atas diri sendiri, tanpa tedeng aling-aling. mampus kau, aku! mampus! tersesatlah dalam kesedihan, Tuhan sudah memberikan tandanya, dan aku malah terpikat pada simpang empat.


No comments:

Post a Comment