Tuesday, May 11, 2010

peliknya preparasi

"hai, kemana kita?" tanya saya padanya sesaat setelah menyamankan duduk saya di sebelahnya yang sedang membagi konsentrasi antara pertanyaan saya dan riuhnya jalan raya siang itu. "gereja paroki, abis itu kasih form ini ke gereja blok Q, hmm.. tapi ragu juga si gw, apa harus ke wacana bhakti ya?". detik itu saya pandanginya lekat-lekat, sepintas terlihat wajar, tapi saya yakin ada yang kurang, ada yang luar biasa. nah! betul kan.. "abis nangis lo ye?" reaksinya tenang menjawab celetuk saya, hal kecil katanya, hanya ingin sang kekasih ada bersamanya semalam, hanya untuk menemani bahkan tak keberatan jika hanya berdiam. namun kekasih tidak hadir, pekerjaannya tidak dapat dijadikan prioritas kedua kali ini, "untuk masa depan kita juga kan" ujarnya mencontohkan kepada saya.

sampai tiga jam berlalu semuanya berjalan dengan baik, cukup baik untuk hari ini. sampai kami bertemu dengan seorang wanita muda yang menjelaskan banyak hal tentang ini...

"rencana nikahya kapan, mba?"
"akan di paroki mba atau di paroki pacarnya?"
"ohh.. kristen atau islam, mba?"
"wah, masih lebih gampang kok... itu termasuk beda gereja, bukan beda agama"
"harus ada sertifikat hasil kursus, mba"
"kanonik mba namanya, tergantung waktu pastornya bisa atau gak"
"tapi dispensasi tuh lama loh, mba, dari uskup soalnya"
"terakhir baru pengumuman di paroki mba, 3 kali, mba, artinya 3 minggu"

"aduh, lama juga ya... bisa 3 bulan lagi ini mah" ujar saya padanya ketika kami kembali duduk menghadapi jakarta diguyur hujan. ketakutan saya bukan pada perutnya yang akan terlihat membesar saat upacara, namun lebih kepada kelelahan yang menjadi berlipat ganda ketika upacara ini dilakukan saat perutnya benar membesar...

2 comments:

  1. she will be stronger because she has a friend like you ;)

    ReplyDelete
  2. ahahaha amen! and such friend will be able to face and accompany her since she has a friend to share and that's you.. hehehe

    ReplyDelete