Wednesday, May 12, 2010

sendal jepit

kali ini saya sedang tidak berguna. setelah diperoleh dalam kurun waktu kurang lebih dua kali tiga ratus enam puluh hari, dan difungsikan dengan sangat bijaksana, baru kali ini saya tidak memberikan manfaat. terakhir saya dikenakan sekitar dua minggu yang lalu, kemudian... entah. saya adalah bagian kiri dan telah lewat dua kali tujuh hari ini saya mencari sang kanan. namun semakin keras saya mencari, semakin bergetar jiwa saya oleh sebab kekhawatiran akan tidak menemukannya.

apalah fungsinya jika saya sendirian. saya butuh sang kanan, bahkan tingkat kebutuhannya melebihi apapun yang pernah saya duga. saya bisa lebih lapang menerimanya andaikata sang kanan ditemukan koyak, jauh lebih baik dibandingkan ia sirna begitu saja, tak ditemukan.

saya limbung tanpa sang kanan, sang penyeimbang. ketika saya meradang karena panasnya matari tepat di titik nadir, maka sang kanan akan menceritakan banyak hal sebagai pengalihan konsentrasi saya yang tengah meradang. pula pada masa saya meredupkan pijaran, saat itu pula sang kanan hadir dengan pelitanya walau lebih jamak berdiam diri, namun ia ada di sana.

biar saya cari lagi sang kanan tanpa batas jenuh, karena jiwa ini sungguh hambar sepeninggalnya. atau setidaknya biarkan saya terus mencari, setidaknya itu yang membuat saya tetap hidup.

6 comments:

  1. mencari dan dicari batasnya sungguh samar. jika keduanya mencari, lebih susah kemungkinannya untuk bersinggungan di tengah jalan. jika salah satunya berdiam diri, yang lainnya suka merasa tak diharapkan.

    pernahkah dipikir, berjejak kadang menunjukkan pencarian dengan harapan lebih besar untuk bertemu? lain saat, biar kau berdiam di sana, dihampiri dengan segala lelah yang perlu diredakan. tujuannya sama; satu; pertemuan.

    ReplyDelete
  2. ya, atau malah aku yang hanya mencari dalam benak? oleh sebab gengsi atau takut akan penolakan sehingga tidak benar2 bertindak mencari.

    ditunggu penculikan berikutnya dan pembahasan pencarian akan kebahagiaan.

    ReplyDelete
  3. hmm.. bahkan, dalam benak pun bisa ada pertemuan. penolakan adalah ketidakmauan, bukan ketidakbisaan.

    wow, saya jadi deg2an lagi inget2 pencarian kebahagiaan, hahaha...
    mungkin, justru tanpa disadari bahagia sudah ada. pada saat yang sama ketika membahasnya.

    ReplyDelete
  4. "atau setidaknya biarkan saya terus mencari, setidaknya itu yang membuat saya tetap hidup."

    me like it! setuju banget.

    ReplyDelete
  5. wooww bener juga, jangan2 memang kita udh nemuin kebahagian tepat saat kita membahasnya, dan sangat ingin untuk membahasnya lagi, itu ingin diulang2 karena bahagia.. hmm.. nice!!

    hehee,, makasi "like it"nya, maap blakangan nambahinnya.. baru kepikiran soalnya hehe

    ReplyDelete
  6. menarik mengandaikan si kanan sebagai kebahagiaan dan si kiri sebagai insan. sebagai pasangan si kiri, kebahagiaan adalah pasangan mutlak dari tiap ciptaan.. pasangan mutlak dari saya, kamu dan kita semua hehe

    ReplyDelete