Friday, September 3, 2010

lingkaran karma

Saat ini saya hanya ingin bertanya, kemana perginya nurani jika memiliki hubungan kasih dengan suami orang padahal perempuan itu rajin sekali sholatnya. Terjebak kah? Kebiasaan kah? Meskipun bukan menjadi pembenaran jika perempuan itu tak rajin sholat, sama saja konsepnya, ya menyita waktu laki2 itu dari anak2 dan istrinya. Ironis. Atau karena perbandingan jumlah laki2 dan perempuan adalah 1:4 itu sehingga perempuan rela membagi laki2 dg 4 perempuan lain? Mengapa terkesan takut sndirian? Toh lahir dan mati juga sndirian. Tidak semua bisa dipersalahkan pada perempuan -walaupun entah perempuan itu materialist atau memang pelacur terselubung- laki2 juga ikut andil. Jika ditanya yang benar siapa dan yang salah siapa! Saya jawab, keduanya. Dan bahkan sang istri juga turut andil, dalam benar dan salah, sebab tidak akan sang suami berulah jika tanpa kesalahan dan kebenaran sang istri. Sungguh tragis. Dan jika ditanya siapa yg menanggung derita? Jawabnya hanya 1, anak-anak. Semoga anak2nya kali ini dapat menjadi anak2 yang luar biasa hebat. Semoga dikemudian kelak anak2 itu tidak pula terjebak dalam lingkaran karma sang ayah bunda. Semoga.


I supposed to tag names on this note, but I believe it will be not wise enough..

No comments:

Post a Comment