Friday, May 22, 2009

bingung kasi judul

“uang tuh ga laku di surga atau neraka.. jadi buang aja di bumi”

Itu konsep uang buat seorang dene selama ini..
Boleh ditabung, boleh dihitung cukup atau tidak untuk memenuhi keperluan, kebutuhan dan kegilaan dalam satu bulan sampai ketemu lagi sama tanggal berpenghasilan. Tapi bukan berarti jadi pelit, medit, mreki atau bahkan koret.. Pun buat apa penghasilan berupa uang itu kalau bukan untuk diri sendiri.

Ada satu “keharusan” juga bahwa katanya di dalam penghasilan itu ada hak orang lain. Ini yang agak susah dilakukan dan sering banget dilupakan, saat kita terima penghasilan kita dalam satu bulan, saat pertama kali yang harus dikeluarkan dari penghasilan itu adalah sejumlah, katakanlah sepersepuluhnya atau dua setengah persennya atau berapapun, untuk orang lain. Di satu sisi sempat terpikir “kok gw yang kerja, gw yang cape.. dan begitu aja sepuluh persennya dikasih ke orang lain” tapi di sisi lain, kenapa juga harus ditahan si sepuluh persen atau si dua setengah persen karena memang itu hak orang lain, katakanlah tanda berterima kasih sudah dipercaya untuk memiliki penghasilan.

Lebih dari itu, usahain banget memberi sejumlah sekian untuk orang tua, seseorang yang gw panggil mami, ga penting berapa nilainya. Dan jelas bukan untuk mengganti biaya tinggal di rahim selama 8 bulan sekian hari atau biaya air mata dan tenaga untuk membuat gw mendengar dan melihat dunia. Bukan juga biaya asi selama hampir dua tahun, biaya sekolah, jalan-jalan sama temen atau bahkan pengganti biaya kesabaran karena si dene pulang malem setiap hari. Sebagian penghasilan itu gw berikan semata-mata untuk tujuan membuat dia bangga bahwa si anak bungsunya yang dididik dan diajarkan tentang dunia akhirnya mulai mengenal dunia.

Uang dari penghasilan cuma dikenal di dunia, jadi gunakanlah di dunia,,, soal akibat positif atau negatif dari hasil penggunaan uang itu.. yah tanggung aja resikonya.


(050209)

No comments:

Post a Comment