Friday, May 22, 2009

-tawa itu-

tawamu masih sama rupanya.. kisah boleh berubah teman.. cerita bisa bertambah.. entah gembira atau pelik, semua boleh mengalami perubahan. tapi senyum dan tawamu itu tak pernah berubah untukku.. sama, persis sama seperti sebelumnya.. coba hitung dalam satuan waktu buatan manusia ini, hmm.. mungkin sudah delapan atau bahkan sembilan tahun yang lalu ketika kisah bermula..

aku lebih kenal dan dekat dengan adikmu pada waktu itu, entah mengapa dia terlihat lebih eksentrik dalam penampilan dan tutur katanya.. dari dia, aku mengenal kau, yah.. walaupun ada sedikit unsur pemaksaan ketika harus membeli tas ransel hijau darimu.. pikirku saat itu, uuhh harganya setinggi langit tapi tak apalah demi teman.. kemudian mulailah aku mendengarkan kisah hidupmu,, hmm andre waktu itu mewarnainya. bahkan jika ditanya saat ini apa yang aku ingat tentang kisahmu dengannya, aku hanya ingat melihatmu menunjukan beberapa helai kertas yang sudah penuh oleh tulisan tanganmu.. surat penyelesaian katamu saat itu.. dan setelahnya kau menghilang.

kau menghilang dan akupun menghilang..

tiga kali tiga ratus enam puluh lima hari, memutarbalikan duniaku dalam satu kejapan mata.. dan aku hanya dapat mengujarkan sisa kisahku saat itu padamu.. mungkin tanpa butir air mata yang mengalir tapi kupastikan ia menggenang hebat ditempatnya yang kutahan tidak terjatuh.. telinga dan hatimu itu juga masih sama, kalimat-kalimat saran bahkan kata-kata bijak itu juga sama.. mungkin bukan sama tetapi lebih selalu tepat! tepat, terkait dengan waktu dan kebutuhanku, bahkan ketika aku hanya ingin didengar, hanya ingin diiyakan.. ya, kau ada di sana teman.. selalu ada di sana.

sampai pada harimu, mungkin merupakan hari yang tidak akan kulupakan.. betapa sibuknya hari itu, semua sibuk dengan semua.. ketika harimu bahagia itu dibumbui perang dingin dalam pertemanan, pula diwarnai peliknya keputusan keluarga.. tapi kau tetap di sana teman, memastikan harimu berjalan entah apapun kejadian yang menyelimutinya. katamu hanya satu alasannya "demi cinta" ya, demi cinta yang tulus, tanpa melihat perbedaan apapun.. hanya mengerti cinta itu untuk memberi bukan diberi, hanya untuk mengasihi tanpa tuntutan untuk dibalas kembali.. ya, cinta yang bukan kapitalis. salutku untukmu dalam hal yang satu itu..

tawamu masih sama kawan..

tawa yang kudengar melalui teknologi nirkabel itu, tawa yang ternyata kau gunakan untuk menutupi kekesalanmu, keresahanmu dan ketidakberdayaanmu.. kau katakan padaku sekaranglah saatnya, semua harus dimulai kembali tanpa tapi.. mulailah kawan.. ini hidupmu! dan ketika "tapi" yang lain menghampirimu, katakan padanya.. hidup ini untuk degup bukan untuk gugup!!


(140509)

No comments:

Post a Comment