Thursday, June 3, 2010

retoris

"terus kita nikahnya gimana?"

tetap saja pertanyaan itu yang ia lontarkan kepadaku, pertanyaan yang sama semenjak lewat dua tahun menjalin hubungan penjajakan ini. pertanyaan itu sudah aku jawab berulang kali, tapi entah mengapa terus-menerus dipertanyakan lagi olehnya. pikirku, mungkin ia hanya memastikan dan mencoba meyakinkan dirinya sendiri dengan cara kembali bertanya kepadaku. manusia memang butuh diyakinkan, demikian juga pacarku ini, ia manusia dan butuh diyakinkan.

"pernikahan kan cuma tata cara, prosedur, jadi ya jalanin aja prosedur yang ada."
"tata cara yang mana? kamu ini ya, semua kayak sepele buat kamu!"

mulai menghardik kali ini ia, padahal aku menjawab seluruh pertanyaannya dengan kesabaran tingkat tinggi. keluargaku tidak mensyaratkan apa-apa untuk pernikahan ini, mereka hanya ingin aku menikah supaya hidupku jauh lebih teratur, itu pandangan mereka. keluarganya mensyaratkan banyak hal, prosedural adat dan agama harus dijalankan dengan lengkap dan uniknya mereka sendiri yang abis akal akan dengan tata cara agama apa nantinya pernikahan ini.

"kamu tuh ignorant banget, sih!"

dan dipersalahkan lagi sikapku kali ini, perdebatan panjang telah kami lalui dalam jangka waktu tiga tahun, hanya untuk sebuah tata cara pernikahan dalam agama. sungguh aku bukan tidak peduli, aku peduli dan karena aku peduli maka aku tidak banyak berpendapat, semua yang ia inginkan akan aku amini.

"ah, jadinya akan pake katolik atau apa?"
"kamu dan keluarga kamu lebih pilih pake apa, sayang?"
"aku ga tau, makanya kamu jawab dong..."
"jawabannya kan ada di kamu, sayang"

ia membisu kembali, menerawang mencari jawaban jauh di luar sana atas satu pertanyaan tak terjawab yang sesungguhnya dapat ia jawab pada jutaan detik yang lalu. laki-laki disampingku ini menghela nafasnya panjang, membakar batang rokok berikutnya, menegaskan guratan-guratan pada keningnya lebih dalam. sedangkan aku, aku hanya tersenyum sembari memindai tiap inci wajahnya, menggengam tangannya lekat-lekat dan menunggu jawaban atas pertanyaan retorisnya.

No comments:

Post a Comment