Thursday, June 10, 2010

ruang rupa

gambaran nanar yang menyeruak menjadi semakin jelas menghanyutkan tiap pejamanku. bahkan ketika kembali aku buka dua kelopak ini untuk kembali ke dunia nyata, rupa itu tidak menghilang kadang malah semakin jelas...

aku dapat menjabarkan dengan sangat terperinci tiap guratan pada parasnya yang mulai menggambarkan usianya di bumi, tiap letak titik coklat yang kadang memadati pipinya, belalak matanya yang mengekspresikan kejut yang kemudian meredup karena kekesalan yang menghujamnya tanpa persiapan. namun yang membuatku tetap terpesona padanya hanyalah adanya sebentuk lingkaran abu-abu yang membingkai indah pada korneanya. pesonanya mampu menghentikan setiap tindak-tandukku yang tergesa-gesa, bahkan pesonanya mampu membuatku melakukan koreksi berulang-ulang akan keputusanku yang biasanya tiada seorangpun dapat menawarnya.

sungguh bukan karena keseluruhan yang disebut ketampanan yang ada padanya, sungguh pula bukan oleh sebab pilihan kata yang bijaksana, hanya sebentuk bingkai abu-abu di kornea itu yang berhasil membuatku tertegun, membiarkan kenyamanan menjalari vena, arteri dan sistem syarafku.. membuyarkan kebekuan pada jiwa ini dan meruntuhkan benteng keangkuhanku akan ketidakpercayaan pada cinta.

maafkan aku, sungguh aku telah membiarkan diriku untuk jatuh cinta padamu...

2 comments:

  1. hai, kamu si abu-abu, siapakah dirimu?
    tunjukkanlah rupamu
    sungguh tanganmu harus kuat agar temanku tak terjatuh dari gendongmu

    ReplyDelete
  2. ia adalah semerbak masa lalu yang menyeruak kembali belakangan ini.. mungkin karena jarak yang terlalu dekat mengakibatkan kenangan sulit melesat.. ahh semoga bersua di kehidupan yang lain.

    ReplyDelete